Rabu, 28 Desember 2011

Seperti itu Sunyi

Aku lelah dengan ini, rasanya seperti hantu menusuk hening yang lelap
gelap
Tanpa penerangan
kau abjadkan aksara kebebasan dari perjalanan getir yang menggugurkan aliran cahaya kesunyian
kulahirkan malam untuk mengantarkan takdir, takdir tentang pertemuan antara langit dengan sejuta harapan yang gelap

kemudian kulangkahkan kenangan melewati gang dalam perut mata air. Masa lalu adalah luka membayang seperti kematian
Sunyi
Hantu tanpa detak jam dinding, serasa mimpi buruk air sungai mengalir, ibarat gemirincing darah dari pekik yang tertahan.
Jasadku telah terpejam dari suara malam, seperti luka yang kau torehkan dengan seberkas senyuman. Pedih ini tak terkisahkan oleh dongeng ibu sebelum tidur

Walaupun aku sekarat dipinggiran pantai, namun tak mungkin lelah oleh tajam pisaumu.
Seperti sunyi, kudengar alunan musik ketika segaris darah mengintip dari kelambu hingga ronggaku tercekat oleh sekawanan lebah bertengger dipucuk-pucuk penantian yang hilang


Agustus 2011

mengenangmu

Kembali tak kembali

Senin, 19 Desember 2011

Rumah Emak

Di tiang itu dulu, Aku berputar, berlari merangkul pinggul nan masam. Berbau gulai rempah nan basah. Ketika kilat menghantar gelegar ruang petir di dinding bernoda itu.

Ku dengar nyanyian ubun -ubun nan sunyi. ditambah hujan menderas berpacu nyala lampu minya, kilat dan hujan masih bersahutan.
Rumah Emak kejelang dalam kenangan, bau kasih bermalam, bengis, celotehan, kubertandang dalam bayang.

Tanpa Judul

Di rintik hujan kugunungkan airmata, adakah dingin yang lebih membekukan salju. Jantungku kau remukan dengan cintamu padaku. kesendirian ini menidurkan lamunanku, lagu itu akan tetap mengalun "seandainya kau ada disini"

sepinya hari seperti baitku yang merangkak mencari makna, aku berlari di remang tangis dan tawa, bayanganku tetap berlari, menggapai. "seandainya kau ada disini"

manik-manik yang kita rangkai dulu inginkan agar kusimpan kenangan indah kita. Dan siangpun semakin berganti kasih.
Masih adakah kata lain yang mampu menidurkan sakitku ini selamanya? Mengapa ada luka...
Aku lumpuh dalam kepingan waktu kasih...
Aku tak mampu tahan airimata, tanpa ku tahu sudah meluap membanjiri hati. Ah..tega sekali waktu ini meremukan jantungku.